Upayakan Kelancaran Distribusi Atat/Obat Kontrasepsi, BKKBN DIY Kunjungi Pilot Project Implementasi SIRIKA–SIGA

Penulis : Christin A Adam

Sukoharjo – Perwakilan BKKBN Daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan kegiatan Peningkatan Kualitas Pengelolaan Alat dan Obat Kontrasepsi (Alokon) dan Implementasi Aplikasi SIRIKA–SIGA di Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Sukoharjo, Selasa (23/12/2025).

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya penguatan pengelolaan rantai pasok alokon berbasis digital serta pendalaman implementasi integrasi Aplikasi Sistem Informasi Rantai Pasok Alat dan Obat Kontrasepsi (SIRIKA) dengan Sistem Informasi Keluarga (SIGA), yang saat ini tengah diuji coba secara nasional di lima provinsi, termasuk Jawa Tengah.

Dalam sambutannya, Sekretaris Perwakilan BKKBN DIY, Rohdhiana Sumariati, S.Sos., M.Sc., menegaskan bahwa digitalisasi pengelolaan alokon menjadi salah satu kunci dalam dalam menjamin ketersediaan kontrasepsi secara tepat, merata, dan akuntabel.

“Melalui integrasi SIRIKA dan SIGA, data mutasi alokon dan pelayanan KB dapat tervalidasi secara real time. Ini menjadi fondasi penting untuk mencegah stock out maupun over stock di gudang dan fasilitas pelayanan kesehatan,” ujar Rohdhiana Sumariati.

Ia juga menyampaikan bahwa meskipun capaian pelaporan SIRIKA di DIY menunjukkan progres yang sangat baik, dari 81,84 persen pada September menjadi 98,08 persen pada November 2025 masih diperlukan strategi penguatan agar capaian 100 persen dan validitas data dapat terjaga secara berkelanjutan.

“Kegiatan ini bukan sekadar rutinitas, tetapi momentum pembelajaran bersama untuk menyerap praktik baik dan inovasi daerah, khususnya dari Kabupaten Sukoharjo, dalam rangka menyiapkan implementasi penuh integrasi SIRIKA–SIGA pada tahun 2026,” tambahnya.

Kabupaten Sukoharjo dipilih sebagai lokasi kegiatan karena menjadi salah satu pilot project implementasi SIRIKA–SIGA di Jawa Tengah serta berhasil meraih peringkat pertama pengelolaan alokon terbaik tingkat provinsi. Keberhasilan tersebut didukung oleh konsistensi pelaporan, penguatan koordinasi lintas lini, serta komunikasi aktif antara OPD KB, pengelola alokon, PKB/PLKB, dan fasilitas pelayanan kesehatan.

Dalam sesi pemaparan dan diskusi, DPPKBP3A Kabupaten Sukoharjo membagikan berbagai praktik baik, antara lain strategi distribusi alokon non-rutin berbasis permintaan fasyankes, optimalisasi laporan stok opname bulanan dan semesteran, serta mekanisme penyesuaian data apabila terjadi selisih antara SIRIKA dan SIGA. Diskusi juga menyoroti pentingnya ketegasan koordinasi dengan PKB/PLKB serta penguatan kapasitas SDM melalui pertemuan rutin dan capacity building.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi referensi strategis bagi OPD KB kabupaten/kota se-DIY dalam menyusun langkah tindak lanjut peningkatan kualitas pengelolaan alokon dan optimalisasi implementasi SIRIKA–SIGA, sehingga pelayanan keluarga berencana dapat berjalan lebih efektif, tepat sasaran, dan berkelanjutan.

Post Terkait